Tips Mendampingi Anak Ulangan bagi Ibu Bekerja

Libur tlah tiba. Rasa cemas dan gelisah para orangtua sudah hilang karena sudah selesai bagi raport. Walau sudah bagi raport, saya ingin cerita sedikit cara saya sebagai ibu bekerja tetap membimbing anak untuk belajar menjelang ulangan/ujian di sekolah.

Sebenarnya saya sudah pernah posting kiat-kiat mendampingi anak belajar buat seorang ibu bekerja di sini. Judulnya pun mirip banget  *fakir judul banget sih a.k.a gak kreatip pake p.

Nah sekarang, akhirnya nemu juga cara yang buat saya lumayan bagus buat mengatasi kegalauan saya di tulisan sebelumnya. Makanya posting lagi deh di blog.

Alun masuk sekolah jam 06.30 WIB. Sementara saya setiap hari ngantor dan rata-rata berangkat jam 08.30 WIB. Karena bekerja di agency design, waktu pulang saya terkadang ya mengikuti deadline di kantor, bukan sesuai dengan jam pulang pada umumnya. Saya pun harus pandai-pandai membagi waktu agar Alun tetap dapat dikawal belajar oleh mamanya. Kalau saya sampai rumah sudah pukul 20.00 WIB, sementara jam 21.00 WIB Alun sudah harus tidur, nah sempit banget dong waktu belajarnya. Maka, beginilah cara yang saya terapkan:

1. Jika sudah mendapat info dari wali kelas mengenai jadwal ulangan baik harian maupun akhir semester, saya biasakan Alun belajar dari jauh-jauh hari. Nanti pas H-1 tinggal melakukan pengulangan saja. Biasanya hari Sabtu atau bahkan Minggu saya usahakan tetap belajar, terutama di pagi hari. Nanti siang harinya kalau ingin pergi jalan-jalan atau rekreasi, minimal sudah ada materi yang dipahami Alun untuk ujian nanti.

2. Kebetulan saya tidak mengikutkan Alun pada les/kursus tambahan di luar jam sekolah. Setiap hari sudah pulang jam 13.30 WIB, fisik anak sudah capek. Agak kasian kalau harus diikutkan les lagi. Nah, dengan kondisi itu, maka satu-satunya kondisi dia belajar ya sama orangtuanya. Lalu saya pun memanfaatkan white board di rumah dengan cara sebagai berikut:

– Pukul 06.20 WIB Alun berangkat sekolah. Alhamdulilah jarak sekolah-rumah hanya kurang lebih 700 meter.

– Setelah Alun sudah tidak ada di rumah, saya ‘beraksi’ di white board. Saya membuat soal-soal latihan based on kisi-kisi yang biasanya wali kelas infokan ke orangtua murid, atau based on materi yang saya baca di buku cetak. Mau gak mau, ibunya mesti paham ya materi pelajaran si anak, agar dapat membuat soal. Soal latihan ini disesuaikan dengan mata pelajaran apa yang akan ulangan/ujian KEESOKAN HARINYA.

Jpeg

– Lalu setelah saya berangkat kerja, kira-kira siang hari di jam Alun sudah pulang, saya tinggal menelepon dari kantor, memantau dan mengingatkan Alun agar menjawab/mengisi soal latihan yang telah tersedia di white board.

– Pulang dari kantor, misalnya memang agak malam karena kena deadline, sampai di rumah saya tinggal mengecek apakah jawaban-jawaban Alun sudah benar semua atau ada yang masih harus diperbaiki. Ini hanya butuh waktu sebentar dibandingkan ketika pulang harus memulai belajar dari A-Z untuk materi ulangan besok.

Jpeg

– Aktivitas ini berlangsung setiap hari hingga hari ulangan/ujian terakhir.

Buat saya, cara ini tergolong berhasil. Saya pun pergi ke kantor dengan perasaan tenang dan bahagia. Kenapa bahagia? Karena walaupun bekerja saya masih tetap bisa membimbing dan mendidik anak, yang memang merupakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai orangtua.

Namun sekali lagi, cara ini mungkin tidak bisa berlaku untuk semua kondisi ya teman-teman. Karena ritme kehidupan semua rumah tangga berbeda-beda. Ada working mom yang malah harus berangkat ke kantor berbarengan dengan anaknya pergi sekolah, sehingga cara ini tidak dapat diterapkan. Atau ada pula tipe anak yang jika belajar harus benar-benar didampingi secara fisik oleh orangtuanya (kalau gak ada mama papa gak mau belajar).
Nah kalau ibu-ibu blogger sekalian yang bekerja ada tips lain untuk tetap mendampingi anak belajar? Sharing di komen yuks 🙂
signature

 

15 thoughts on “Tips Mendampingi Anak Ulangan bagi Ibu Bekerja

    • imeldasutarno says:

      halo ibu guru, makasih udah mampir ke sini dan baca ya. Btw tadi aku BW ke blogmu kok masih kosong melompong ya? Apa aku yg salah buka link?
      Dipaksain bu guru, demi anak, makanya dikuat2in matanya hehe

      Like

  1. Audrie says:

    nice tips..
    meskipun belum berkeluarga, somehow aku setuju tidak membebani anak lagi dengan les/kursus tambahan di luar jam sekolah, apalagi dengan pulang sekolah yang sudah cukup siang. fisiknya aja udah capek, apa iya bisa nerima lagi kegiatan tambahan di luar sekolah? takutnya lama-lama mentalnya juga capek bukan?
    menurut pendapat awamku, les dan bimbingan cukup diberikan kalau anaknya membutuhkan aja. lain halnya sama ekskul.

    Liked by 1 person

    • imeldasutarno says:

      thanks audrie 🙂 Nah betul tuh, kalau memang keinginannya datang dari si anak sendiri untuk ikutan les ini itu ya gpp, tapi kalo ortunya yang maksa2…duh kesian anaknya euy 😦

      Like

Leave a comment