Berenang itu adalah life skill. Iya itu mah semua manusia udah tau dari zaman baheula, hehe. Jadi, berenang itu bukan lifestyle tapi ya sebaiknya memang tiap orang bisa melakukannya. Kita gak pernah tau akan berada di suatu kondisi tenggelam di air, baik laut, sungai, danau, atau yang lainnya. Kalau bisa berenang, insya Allah kita bisa menyelamatkan nyawa kita sendiri.
Iki nguomong uopoooo yoooo?
Jadi ceritanya, teman-teman sekelas Alun mengikuti les berenang, di luar ekskul wajib sekolah. Salah satu guru olahraga bisa memberikan les ini kepada murid, asalkan membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang. Alun terus merengek karena teman-temannya yang lain sudah ada beberapa yang ikut les, sementara dia pengen banget. Kalau diliat-liat sebetulnya Alun ini lebih semangatnya karena kalau les bertemu dan bisa main sama teman sekelas. Iyaaa…anaknya baru umur segitu mah, passion mainnya jauh lebih gede ketimbang mikirin “apa sih guna berenang untuk hidupku ini?” hahahaha….
Kami ortunya maju mundur untuk les ini. Bukannya apa-apa, tapi semata karena les diberikan di hari kerja bukan Sabtu-Minggu, mengingat guru olahraganya hanya bisa di hari tersebut. Pertanyaan selanjutnya…siapa yang mau antar jemput lha wong emak bapaknya nguli?
Untung ada kemudahan. Orang tua teman sekelasnya menawarkan untuk antar jemput plus mengawasi Alun setiap les berenang. Namun memang pe-ernya sampai tulisan ini diposting adalah mencari 3 orang lagi untuk menggenapkan jumlah anggota kelompok yang harus 5 itu.
Nah saat mau menerima tawaran antar jemput plus mengawasi itu, kami berdua pun masih maju mundur. Bukannya apa-apa (lagi)….perihal berenang itu beda misalnya dengan les futsal, karate atau melukis sekalipun. Ini kaitannya sama safety dan harus benar-benar waskat (pengawasan melekat). Dan bukannya tidak percaya pada guru les yang sudah pasti mengawasi anak-anak didiknya, tapi kadang anak-anak kan gitu, udah dibilang jangan, misalnya “jangan berenang ke tengah”, bukannya diiyain larangannya, eh malah nekad dilakukan alias melanggar. Apalagi Alun ini anak kinestetik, enggak bisa diem euy. Dibilangin “jangan” dia malah tertantang untuk melakukan a.k.a rada nekad.
Duh dag dig dug hati ini euy. Nanti kalau terjadi apa-apa, siapa yang harus bertanggung jawab? Sejujurnya kami berdua memang tidak sesantai ortu teman-teman Alun yang lain yang bisa asik-asik nitipin anaknya berenang ke ortu lain.
Tiap kali Alun dan Lintang berenang di sini pun, ya kami berdua waskat. Masing-masing (saya dan pak suami) handle 1 anak, walaupun mereka berenang di kolam super cetek yang dalamnya cuma sebetis orang dewasa.
Akhirnya, untuk memenuhi keinginan Alun berkaitan dengan rencana les renang itu, yang kami berdua lakukan adalah menjajal sendiri kondisi kolam renang yang akan dipakai untuk belajar. Hal ini super penting dilakukan, karena kami berdua gak akan hadir di sana tiap dia les, jadi kami harus tau medan dan situasinya. Berapa dalam kolamnya, bagaimana tingkat safety di sana, termasuk lokasi kamar mandinya seperti apa. Untuk melengkapi knowledge tentang kolam ini, kami tidak lupa browsing aneka artikel pengalaman orang-orang yang sudah pernah berenang di sini, termasuk komen orang-orang via Foursquare dan juga menonton video amatir di Youtube yang diupload siapapun yang pernah ke sana. dari komen/review orang-orang memang ada plus minusnya. Nah berbekal semua itu, kami cuss hari Sabtu ke sana.
Kolam Renang Taman Air Tirtamas Pondok Kelapa, yang terdiri dari aneka kolam dengan konsep waterboom mini plus kolam besar yang bisa dimanfaatkan untuk belajar berenang. Kolam ini sudah lama ada dan sudah cukup terkenal terutama untuk masyarakat di area Duren Sawit dan Kalimalang.
Nah berikut point plus dan minus kolam renang ini, based on my own experience ya:
PLUS POINT:
1. Harga tanda masuk yang murah untuk ukuran waterboom kecil untuk sekedar bermain air. Hanya dengan membayar Rp30,000 per orang, anak-anak sudah bisa girang gemirang main air, aneka perosotan, ember tumpah dan pancuran dari jam 07.00 sampai tutup jam 19.00 WIB.
2. Pengawasan life guard yang bagus. Ya saya bilang bagus karena di semua area kolam banyak petugas lifeguard lengkap dengan peluit yang selalu tegas. Siapapun yang tertangkap mata melanggar aturan langsung disemprit, diperingati. Apa saja yang termasuk pelanggaran? Misalnya: anak yang naik perosotan tidak dari tangga tapi ia sudah di air lalu manjat perosotan kemudian meluncur lagi ke bawah. Kemudian jika ada yang akan meluncur dari perosotan tinggi kurang lebih 5 meter, maka petugas sigap menyemprit semua anak-anak yang berada persis di bawah perosotan, untuk menghindari kecelakaan. Saya aja kena semprit kemarin, gara-gara badan saya masih dalam kolam cetek tapi tangan saya ada di luar kolam sembari ngunyah keripik singkong. Gak boleh pemirsa makan dengan cara begini, karena takut remah-remah masuk dalam kolam. Itu hanya beberapa contoh ya. Intinya berenang di sini benar-benar harus ikut aturan demi keselamatan bersama.
Oya petugas lifeguard ini bukan hanya mengawasi ya tapi mereka juga sigap mengambil jatuhan/guguran daun dari pohon yang masuk ke dalam kolam. Tentunya dengan menggunakan jaring bergagang panjang.
3. Kondisi air kolam renang yang selalu diinfo dengan jelas di papan. Walau pengunjung awam tidak terlalu paham, namun update info seperti ini menandakan bahwa manajemennya tidak main-main dengan pengelolaan kolam yang luas ini.

info yang update tentang kondisi kolam
4. Petugas kebersihannya juga selalu beredar membersihkan sampah di area sekitar kolam. Saya gak hitung berapa menit pastinya tapi nampaknya setiap setengah jam sekali, petugas menyapu dan membersihkan aneka sampah di lantai dan tanah sekitar kolam. Tempat sampah yang disediakan pun gak kira-kira banyaknya. Dalam radius 5 meter sekali ada tong sampah. Kalo udah disiapin banyak tong sampah tapi masih pada buang sampah sembarangan juga yah kebangetan deh ah.
5. Kolam besar yang digunakan untuk belajar berenang, yang terdalam hanya sekitar 160-170 sentimeter saja. Buat orang-orang yang tinggi badannya di atas itu sudah pasti bahagia banget ya karena gak kuatir tenggelam hehe.

ini kolam besarnya, difoto dari atas perosotan
6. Buat yang datang sendirian, gak perlu kuatir karena tersedia penitipan barang gratis. Jadi bebas berenang tanpa rasa kuatir karena barang gak aman.
7. Tersedia kantin yang menjual aneka snack, kue basah dan minuman. Buat yang gak bawa bekal bisa jajan di sini. Tapi kalau mau irit ya mendingan bawa dari rumah π
MINUS POINT:
1. Karena HTM yang murah, maka yang datang ke kolam ini sungguh buanyaaaak sekali. Kolam ini buka jam 07.00 pagi. Kami tiba di sana jam 07.00 dan mengira sudah yang paling pagi, eeeh ternyata di dalam udah rame orang dong. Ebuseeet pada dateng jam berapa tu orang-orang pada ya? Strategi paling asik ya berenang ke sini di hari kerja karena dijamin super sepi hehe.

berkesan sepi ya hanya kami berdua? Tunggu foto selanjutnya
2. Bangku pengunjung tidak seluruhnya berupa kursi-kursi di bawah payung-payung. Tapi yang lebih banyak adalah bangku semen panjang standar. Nah mengingat pengunjung kolam yang super buanyak kayak cendol, tidak sebanding dengan jumlah bangku, maka pemandangannya adalah lebih banyak pengunjung yang ngampar di sela-sela pepohonan atau di lantai manapun yang kira-kira masih kosong. Pemandangannya jadi agak kumuh sih tapi ya mau gimana lagi, daripada gak dapet tempat buat duduk n naro barang-barang? Satu bangku panjang semen aja bisa buat dua keluarga (pengalaman kemarin ya begitu) saking penuhnya tempat.

makin siang makin penuh

perosotan yang tinggi. Kurang lebih 5 meteranlah
3. Jumlah kamar mandi yang kurang. Kamar mandi perempuan hanya terdiri dari 5-6 ruang bilas, dan ruang ganti baju yang sama, serta dua buah toilet. Mandi pun harus antri.
4. Kamar mandi cowok hanya terdiri dari pancuran ramai-ramai terbuka, bukan per kamar tertutup seperti di kamar mandi perempuan. Jadi kalau mau mandi buka seluruh baju ya udah deh, rame-rame jejer aja cowok-cowok tanpa sehelai benangpun. Dan menurut bapak Alun, kamar mandi cowok ini bau pesing. Sementara saya di kamar mandi perempuan alhamdulilah enggak pesing.
5. Air shower di kamar mandi, alirannya kecil. Jadi harus banyak-banyak bersabar kalau pas mandi.
Di samping itu, untuk ortu yang menerapkan waskat seperti saya, kolam ini terlalu luas. Jadi susah untuk mengawasi pergerakan anak yang bagai gasing berpindah dari satu kolam ke kolam lain, sementara begitu banyak orang sehingga terkadang anak hilang dari pandangan. Makanya saya juga enggak pernah ngajak anak-anak ke waterboom-waterboom kekinian seperti yang di PIK, Pondok Indah dll. Selain karena gak sanggup bayar tiket masuknya *meditdetected*Β ya karena terlalu luasnya itu. Bisa-bisa anak kita ilang huhuhuhu….emak parnoan mah susye ya.
Pulang dari menjajal kolam renang, ada satu masalah khusus terjadi pada saya. Nampaknya saya alergi kaporit di kolam tersebut. Seluruh tubuh saya gatal-gatal sementara anak-anak dan pak suami tidak. Jika berenang di Persada Halim saya gak pernah gatal-gatal begini, lha kok di Tirtamas kebalikannya? Mungkin saya alergi kaporit tertentu. Kenapa? Ya kalo alergi kaporit general, berarti berenang di Persada Halim harusnya gatel-gatel juga dong, tapi kenyataannya enggak hehe. Ah entahlah, yang penting saya taburin Herocyn di tempat-tempat yang gatel, biar berkurang dikit hiks hiks….
Begitulah pengalaman saya sekeluarga berenang di kolam renang Tirtamas Pondok Kelapa. Sekali lagi saya menulis plus minus pointnya based on pengalaman pribadi ya. Jadi mohon maaf jika ada pihak-pihak yang kurang berkenan.
Semoga postingan ini bermanfaat.
wah anak2 sih pastinya suka lihat air, begtu adanya
LikeLiked by 1 person
hehe sudah pasti mbak π
LikeLike
wah anak2 ku pasti ga mau mentas …kalau kesini nih
LikeLiked by 1 person
halo mbak prananingrum. Terima kasih sudah mampir ke sini ya. Ha3 sebetulnya anak2ku pun sama mbak, bila perlu sampe keesokan harinya engga mau mentas…saking demennya main air, hehehehe….
LikeLike
enak nggak terlalu rame, kalau ramai rasanya nggak puas untuk renang π
harganya murah ituuu.. eh tapi satu harga atau kalau weekend harganya beda?
LikeLiked by 1 person
halo mbak sari terima kasih sudah mampir sini π
Iya kalo keramean emang gak enak, tabrak2an mau bergerak juga. Harga weekday beda, tapi berhubung kemarin aku lupa harganya berapa, makanya enggak aku tulis di blog mbak hehe
LikeLike
Trus akhirnya bagaimana Mba?jadi les renang?
LikeLiked by 1 person
halo ami, terima kasih sudah mampir sini ya. JAdi tapi after UAS aja, sekitar tanggal 8 des ke atas. Mudah2an lancar…doain yaaaa…
LikeLike
Wahhh ada juga namanya Tirtamas yah di Pondok Kelapa. Dulu gua pas skul, ekskul renangnya di Tirtamas Pulomas π¬π¬
LikeLiked by 1 person
iya inly, ini tirtamas ada di mana-mana. Kelapa Gading ada, di Galaxy Bekasi ada, Pondok Kelapa ada. Kayaknya satu manajemen gitu deh. Hihihi….
LikeLike
Ah i seee… hebat yah mereka.. Mungkin karena aku jarang berenang, jadi kurang paham kalau di Jakarta banyak kolam renang sebenarnya haha..
LikeLiked by 1 person
Anakku yang besar kalau belajar renang bareng-bareng dari sekolah juga ke Tirtamas Mba, tapi bukan yang di Pondok Kelapa, sih. Semoga manajemennya sama bagusnya soal keamanan yaaa (belum pernah antar soalnya, hiks).
LikeLiked by 1 person
iya tirtamas ini ada di beberapa lokasi ya mbak. Semoga ya mbak sama bagusnya, aamiiin….
LikeLike