Malam minggu kemarin, kami sekeluarga lagi-lagi pergi ke Ancol. Dibilang “lagi-lagi” karena memang sudah beberapa kali menghabiskan malam minggu di sana. Dan di dalam Ancol pun kami cuma main-main di pinggir pantai sambil liat-liat aja. Gak ada special plan tiap kali ke sana. Justru yang dimaksud special plan mungkin adalah membawa anak-anak main di taman pinggir pantai yang dipenuhi aneka alat fitness seperti cerita saya di sini.
Iya, anak-anak memang suka main di aneka alat fitness itu, karena ya permainan gratis di pinggir pantai kalo gak ayunan ya alat-alat ini. Ahahahaha nyarinya gratisan melulu yeeee. Maklum, emak-emak medit jaman now ya begini.
Ya lagian, kami selalu masuk ke Ancol malam mingguan itu di atas jam 20.30 WIB. Wahana-wahana di dalamnya kan udin tutup pastinya. Mulai dari Atlantis, Dufan sampe Sea World #NgelesSangatMaksimal.
Nah, jika biasanya kami langsung ke area alat fitness, maka kali ini pak suami iseng ngajak berkunjung ke Pasar Seni.
Sejujurnya kalo nyebut Pasar Seni saya suka rada miris sendiri. Kenapa? Karena sejak saya kecil dan sampe setua bangka gini berkunjung ke Ancol, Pasar Seni ini adalah area yang paling sepi poll pengunjungnya. Iya…kalo udah menyangkut seni budaya mah rata-rata orang kita enggak seberapa tertarik ya. Termasuk saya, yang enggak paham nilai seni saban ngeliat sebuah lukisan atau sebuah patung sekalipun.
Dan itulah pemandangan yang sama yang saya lihat kemarin. Stand-stand lukisan, patung, tembikar dan aneka kerajinan super sepi dari pengunjung. Entah karena hari sudah malam, atau alasan lain. Yang rame apanya? Yang rame adalah aneka stand jajanan/kulineran di pintu masuk Pasar Seni. Bahkan band yang menghibur pengunjung dengan lagu yang asik-asik pun tetap sepi pengunjung. Eh padahal pas kami ke sana, bandnya lumayan euy. Mereka mainin lagunya Muse yang Hysteria dengan buagus (vokalisnya suaranya top menurut saya mah), dan deretan lagu top fourty Indonesia. Dan tetep yang nonton sepi.
Akhirnya ya kami cuma bawa anak-anak keliling-keliling ke spot-spot yang mungkin menarik perhatian mereka.
Inilah spot-spot tersebut:
1. Lampion, payung dan lampu gantung. Ini menghiasi jalan-jalan di seputaran Pasar Seni.
2. Berfoto di lukisan sayap di dinding.
3. Berfoto di patung singa dan kuda
Selesai muter di Pasar Seni, kami lanjut ke alat fitness. Anak-anak kegirangan, apalagi tiap ke sini walau tengah malam, masih banyak keluarga-keluarga yang sama seperti kami, full team, datang dan bermain. Waktu sudah mau menunjukkan pukul 00.00, dan anak-anak tersebut masih fully charged euy baterenya. Seperti biasa, anak lanang langsung klik dengan teman sebaya yang baru dia ketemu di situ. Langsung ajak main bareng dan kenalan.
Sayang sekali, alat-alat fitness ini mulai mengalami kerusakan. Yang Alun naiki itu pedal injakan kakinya sudah gak ada, tinggal besi penahannya saja. Demikian pula alat lain, ada yang sudah kendor bautnya.
Setelah main di sini, kami muter pakai mobil keliling Ancol. Sampai ujung yaitu Ancol Beach City Mall, lalu muter lagi ke arah keluar. Nah ketika melewati kuburan Ereveld, pas jam 00.00 WIB. Ada dentang lonceng sebanyak 12 kali dari dalam kuburan. Saya rasa memang ada penjaga yang sengaja membunyikan lonceng setiap jam. Atau jam menggunakan tenaga baterai/mesin ya? Saya kurang tau, tapi yang pasti kami semua mendengar dentang lonceng jam itu dengan lumayan keras. Karena saat keliling Ancol kaca mobil kami buka, jadi dentang lonceng benar-benar terdengar jelas banget.
Pas mau ke arah pintu keluar, di bunderan utama Ancol kami menjumpai ornamen-ornamen yang diberi lampu sehingga menjadi objek foto yang menarik bagi pengunjung. Tak ketinggalan kami pun foto-foto di situ.
Kami keluar dari Ancol sekitar pukul 00.30 WIB. Anak-anak udah pada teler, tidur dalam mobil. Tapi karena malam minggu jadi gak ada yang perlu dikuatirkan hehe.
Oh ya, saya masih penasaran dengan dentang lonceng Ereveld itu. Adakah yang pernah mengalaminya? Yuk berbagi cerita di komen 🙂
Betawi banget suasanya..kmrn hbs dr jkt juga..
LikeLiked by 1 person
iya mas Dhanang…hehehe…kemarin main ke Ancol juga ndak mas?
LikeLike
gak sampe ancol bu imelda..cuma ke Halim sama keliling gatot subroto n pancoran hehe karena kesasar wkwkwk muter balik
LikeLiked by 1 person
Mamanya ekspresif banget pas difoto,baguslah seperti foto model.
LikeLiked by 1 person
makanya caption fotonya enggak nahan mbak wahahahahah…..Kasian si anak kicik itu ya, emaknya rada2 kayak gitu 🙂
LikeLike
Tabahkan hatimu nak*sambil ngelus dada*
LikeLiked by 1 person
Jadi kangen deh suasana malam di Jakarta, dulu pas kerja di sana kurang gaul. Cuman beberapa tempat yang dkunjungi. Huft
LikeLiked by 1 person
hehe..kalo kangen main ke Jkt lagi abdul. Mumpung mau taun baru nih, sekalian liburan
LikeLike
Gak ada jadwal libur panjang mba 😂😂😂
LikeLiked by 1 person
seru ya 🙂
LikeLiked by 1 person
iya Adel. Lumayan buat rekreasi malam murmer (karena ga masuk wahana-wahana) 🙂
LikeLike
anak senang, kantong tenang ya mba.. haha
LikeLiked by 1 person
amcol sih sampai malam masih ramai ya mbak
LikeLiked by 1 person
iya mbak. Malah tengah malam juga di pantai yang buat berenang itu masih banyak aja yang pada asik berenang. Duh apa gak masuk angin ya itu?
LikeLike
Serem juga ya mba kalau alat-alat fitness nya mulai rusak, kuatir melukai anak2 yg lagi menggunakannya.
LikeLiked by 1 person
nah itulah. Mudah2an ada follow up dari pihak Ancol secepatnya. Amiin…
LikeLike