Mampir Sejenak di Pantai Menganti

Halo semua…..eikeh abis hibernasi nih alias libur lebaran yang kelamaan plus libur anak sekolah yang super panjang gak habis-habis. Eh iya mohon maaf lahir bathin dulu untuk semua pembaca blog ini ya. Maaf banget kalo selama ini ada postingan yang menyinggung, ngeselin, khilaf, demikian pula komen-komen saya yang mungkin aja gak berkenan.

Setelah hibernasi ngeblog, banyak banget sebetulnya cerita yang pengen disampaikan di postingan. Satu satu aja yaaaa…..
Yang pertama soal tempat wisata yang dikunjungi pas libur lebaran di kampung kemarin.

Setiap kali pulang mudik ke Kulonprogo, Yogyakarta, kami sekeluarga selalu memilih lewat jalur pantai selatan (pansela) dibanding pantai utara (pantura). Hal ini dikarenakan jalur pansela lebih menjanjikan aneka pemandangan yang menyegarkan mata. Mulai dari sawah ladang, perbukitan, sungai, sampai laut/pantai. Jika menyusuri pansela, kami selalu melewati daerah Kebumen yang memang terkenal dengan wisata aneka pantainya. Begitu banyak kawasan pantai yang setiap tahun dibuka oleh Pemda setempat, dan membuat wisatawan memiliki banyak alternatif pilihan untuk berlibur.

Salah satu yang kemarin kami kunjungi adalah Pantai Menganti. Lokasi tepatnya berada di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kebumen-Jawa Tengah. Sembari lewat untuk pulang ke arah Jakarta, kami sempatkan mampir sejenak di pantai ini.

n-a-1530115110

Mengapa penasaran ingin ke sini? Sebab pantai ini terletak nun jauh di bawah tebing karst yang berdiri begitu tinggi dan gagah dengan sudut 90 derajat (tegak lurus). Sampai di bibir pantai, kita merasa sangat kecil. Untuk perbandingan, saya mencoba memotret dengan menggunakan mobil sebagai objek perbandingan dengan tebing seperti ini.

n-a-1530115127

Untuk menuju pantai Menganti sendiri, kita harus melewati jalan berkelok-kelok, dari atas bukit. Kondisi jalan untuk kendaraan bermotor sudah beraspal bagus. Petugas pun disiagakan di banyak titik untuk membantu pengendara mengarah ke bibir pantai yang kelokannya lumayan ekstrim. Harga tiket masuk per orang (dewasa) hanya Rp12.500,00 dan itu sudah termasuk biaya parkir gratis di dalam kawasan pantai plus asuransi Jasaraharja. Saat kami ke sana petugas tidak mengenakan biaya untuk Alun dan Lintang, hanya saya dan suami saja.

n-a-1530115144

Pantai ini awalnya adalah tempat pelelangan ikan. Tidak heran di salah satu spot pantai, terdapat begitu banyak perahu nelayan berjejer. Tahun 2011, Pemda Kebumen akhirnya meresmikannya menjadi salah satu tempat wisata umum yang dilengkapi dengan banyak fasilitas mulai dari aneka kedai penjual makanan minuman, toilet, musholla, dan spot untuk selfie.
Banyak tempat lain yang berada dalam kawasan ini seperti Tanjung Karangbata yang memiliki mercusuar dan Tebing Bidadari. Namun karena keterbatasan waktu, kami hanya bermain di bibir pantai, tidak berkunjung ke mana-mana.

Ombak di Pantai Menganti juga baik digunakan untuk olahraga surfing. Kalo pake istilah pak suami: “ombaknya pecahnya berurutan.”
Saya menemukan salah satu papan petunjuk yang berisikan informasi kelas surfing. Sayang saya lupa memotretnya.

Mendampingi anak bermain air laut di pantai ini tentu harus mengutamakan kewaspadaan. Terutama karena pantainya adalah pantai karang. Jadi wajib hati-hati jangan sampai kaki anak tertusuk karang atau benda laut tajam lainnya. Selain itu tetap harus mewaspadai aktivitas ombak laut Selatan yang terkenal besar karena berhubungan langsung dengan Samudera Hindia. Patuhi rambu dan petunjuk yang telah disediakan petugas agar tetap selamat.

n-a-1530115160

n-a-1530115175

Jika tahun depan mudik lagi, ingin juga mencoba masuk ke kawasan wisata pantai lain di sepanjang Kebumen. Kalau kalian suka main di pantai juga gak?

tulisan ini sudah tayang di https://theurbanmama.com/articles/mampir-sejenak-di-pantai-menganti-s14062.html tanggal 28 Juni 2018

signature

4 thoughts on “Mampir Sejenak di Pantai Menganti

Leave a reply to deadyrizky Cancel reply