Libur lebaran tahun ini, saya pribadi tidak ada keinginan untuk mengunjungi aneka tempat wisata hits nan instagramable yang begitu banyak tersebar di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta. Di Kulonprogo sendiri, kampung almarhum mertua saya yang menjadi tempat mudik kami, ada sekitar 30 tempat wisata kekinian. Membayangkan penuh, antre, macetnya akses menuju ke tempat-tempat tersebut, sudah cukup membuat hati ini tak ada niat sama sekali.
Tapi bukan berarti liburan mudik di kampung halaman berlalu hanya dengan berdiam di rumah saja. Kebetulan 10 menit dari rumah almarhum mertua, ada sebuah pantai yang baru dibuka. Namanya Pantai Karangwuni di Pelabuhan Ikan Tanjung Adikarto. Lokasinya di Desa Karangwuni, mudah diakses dari jalan raya Wates-Purworejo. Di pinggir jalan kita akan menemui plang penunjuk arah seperti foto berikut ini.
Tinggal ikuti petunjuk dan akan melewati landmark berupa perahu nelayan biru seperti ini.
Sebetulnya tempat ini adalah pelabuhan perikanan yang agak terhenti pembangunannya. Menurut berita yang saya baca di media, kelanjutan pembangunannya akan dimulai tahun 2018 ini. Fasilitas sebenarnya sudah sekitar 75% tersedia, seperti dermaga, kantor pelabuhan, masjid, rumah dinas Kepala Pelabuhan dan beberapa lagi. Pembangunan akan berlanjut karena masih harus membangun area pemecah ombak yang lebih panjang lagi (sekitar 740 meter lagi) agar kapal-kapal ikan besar dapat merapat ke pelabuhan ini.

Gerbang masuk yang juga kosong, tanpa penjaga samasekali. Gratis.

Kantor Pelabuhan yang belum beroperasi
Akibat masih terhenti, maka aktivitas di kawasan ini pun praktis tidak ada. Namun, bukan berarti tidak bisa dikunjungi wisatawan loh. Sebab sebagian pemecah ombak yang sudah dibangun, menjadi incaran para wisatawan untuk sekedar ber-selfie ria. Kehadiran pemecah ombak menyebabkan pantai seperti terpisah menjadi dua. Di satu sisi, pantai dimanfaatkan para pemancing untuk melakukan aktivitas mancing pasiran (istilah untuk memancing langsung dari pinggir bibir pantai), dan di sisi lain pantai digunakan pengunjung untuk bermain air laut. Intinya Pantai Karangwuni ini sudah terbuka untuk umum namun memang belum dikelola secara maksimal oleh Pemda setempat.

Tetrapod pemecah ombak
Oya, pasir pantai di sini berwarna hitam. Khasnya pasir pantai di sepanjang daerah Wates. Masuk ke area ini, walau ada gerbang retribusi, tetapi digratiskan karena memang pelabuhan ikan belumlah beroperasi. Jalanan menuju ke bibir pantai masih didominasi jalan tanah.

Gambar yang atas itu dermaga pelabuhannya. Sementara yang bawah adalah jalan yang harus dilalui menuju bibir pantai
Untuk menuju pantai kita harus mengitari dermaga pelabuhan ikan dulu. Sampai di parkiran dekat pantai pun, tidak ada retribusi samasekali. Pengunjung pun terbilang jauh lebih sedikit dibanding Pantai Glagah (yang berada di sebelahnya baratnya) yang jauh lebih ramai dan memang sudah menjadi kawasan wisata komersil sejak lama. Fasilitas umum seperti toilet, tempat bilas setelah main air laut, juga tidak tersedia. Penjual makanan minuman pun hanya ada 2-3 saja. Penjaga pantai (beach guard) pun tidak ada.
Sepinya pantai ini tentu menyenangkan. Anak-anak bermain di pantai sepuasnya dengan pengawasan ketat saya dan suami. Karena ombak Pantai Selatan yang terkenal besar, tetapi ada kalanya cukup besar. Harus hati-hati.
Dua hari berturut-turut anak-anak bermain di pantai ini. Senang rasanya, karena lokasi wisata yang cukup sepi seperti ini, justru menjadi incaran saya selama libur mudik lebaran. Bisa jadi satu dua tahun ke depan Pantai Karangwuni akan berubah menjadi seramai pantai wisata lainnya.
Satu hal yang disayangkan, dan dialami di berbagai pantai komersil lainnya di Indonesia, adalah sampah. Pengunjung di sini masih suka membuang sampah sembarangan, dan yang paling miris adalah membuang di sela-sela tetrapod pemecah ombak. Kalau sudah di sela-sela begitu, bagaimana cara membersihkannya ya? Hmmm sedih 😦
Kalau kalian suka main ke pantai juga?
artikel ini sudah dimuat di https://theurbanmama.com/articles/menikmati-sepinya-pantai-karangwuni-tanjung-adikarto-Q53682.html tanggal 2 Juli 2018
sepi
di pantai selatan lagi
kok jadi spooky ya
hehehe
LikeLiked by 1 person
Enggak juga ah. He3…karena mitos nyi roro kidul kali ya mas makanya terkesan spooky
LikeLike
Keren banget pantainya, syahdu betul. Sepi nan menawan.
LikeLiked by 1 person
halo mas makasih sudah mampir ke sini ya. Iya alhamdulilah walaupun pasirnya hitam tapi keren ya 🙂
LikeLike