Seandainya Ia Tahu……

Hari ini sembari bekerja, saya iseng scroll ke salah satu grup di medsos yang saya ikuti. Grup tersebut berisi orang-orang yang bekerja di agency design. Sampai mata ini tertumbuk pada sebuah postingan. Ada seorang member yang tengah mencari pekerjaan.

Ia memposting CVnya, sembari menawarkan siapa tau ada perusahaan yang membutuhkan tenaga Designer. Separuhnya ia curcol. Katanya: sudah beberapa kali ia mengirimkan CV ke perusahaan-perusahaan design dan sejenisnya namun gagal lagi dan lagi. Belum berjodoh.

Awalnya saya udah semangat. Maklum, pas kantor saya juga lagi nyari tenaga Designer. Nah pas kan? Ada member yang lagi nyari kerja, dan kantor saya posisinya lagi butuh. Namun seperti biasa, sebelum mengontak kandidat, saya selalu membiasakan diri cek ricek medsos sang kandidat.

Saya terdiam ketika membuka medsos sang kandidat. Lalu ngebatin: oh boleh jadi ini yang menyebabkan dia gak dipanggil-panggil sama berbagai perusahaan.

Sederhana. Isi medsos pribadinya penuh dengan status yang ditulis dengan gaya bahasa singkatan-singkatan alay, plus sesekali menyelipkan kata-kata kasar. Bahkan cover photo-nya pun hanyalah teks yang berbunyi : B*jing*n, tanpa foto.

Padahal di grup agency design ia tampil sebagai sosok yang santun, termasuk saat membalas komen-komen yang masuk ke postingan CVnya tersebut.

Semacam kepribadian ganda? Ah entahlah….

Perihal ini sebetulnya sudah banyak dibahas di berbagai forum/komunitas/medsos. Jarimu harimaumu. Apapun yang kita unggah akan disimpan selamanya oleh medsos/internet. Lebih jelasnya yuk kita coba nonton video ini ya sebagai bahan ilustrasi atas cerita saya tadi:

Baca juga: Background Check via Sosmed
6 Rem Saya di Sosmed

Sudah tentu perusahaan akan mencari karyawan yang mendekati ideal. Punya skill luar biasa namun attitude-nya tidak baik, sudah tentu perusahaan akan ribuan kali menimbang-nimbang lagi apakah akan memanggil sang kandidat atau tidak.

Ah seandainya kandidat yang tadi saya ceritakan di atas tau tentang penyebab kenapa dia gak kunjung dipanggil interview. Tadinya saya beneran deh pengen meninggalkan komen di statusnya, tapi kuatir nanti dikira sok tau, sok senior, sok nasihatin, dll dsb. Saya urungkan niat tersebut, walau sebetulnya jari ini sangat ingin mengetik. Galau cyiiin….hehe….

Semoga hal ini menjadi pelajaran untuk kita semua…..bukan hanya yang lagi mencari kerja, tapi untuk semua yang aktif di medsos. Amiiin…
signature

8 thoughts on “Seandainya Ia Tahu……

  1. Susleni says:

    Waaaa…
    Aku autocheck tulisan dan postinganku….
    Hmmm…
    Gak nemu yg salah siih. Hahaha, inilah masalahku mbak.
    Narsisme-ku tinggi sekali, sering gak sadar kalo ada salah.

    Btw, aku g lagi cari kerja siih, lg cari suami.
    #ups

    😄😄😄

    Liked by 1 person

  2. denaldd says:

    Mbak, apa tidak sebaiknya dijapri saja. Memberi masukan tentang rekam jejak digitalnya di media sosial yang mungkin menjadi salah satu alasan kenapa CV nya tidak tembus2. Dengan memberitahu begitu, aku kira juga akan menolong dia supaya mendapatkan pekerjaan. Jadi membuka jalan secara tidak langsung. Siapa tahu sebenarnya dia sendiri tidak sadar bahwa rekam jejaknya di medsos sangat berpengaruh thdp prosesnya mencari kerja.

    Liked by 1 person

    • imeldasutarno says:

      Iya mbak Den, tadinya pengen juga japri dia. Cuma setelah discuss ulang dengan pak suami, diurungkan lagi niatannya. Karena kuatir malah kandidat tersebut merasa tidak nyaman diberi saran 😦 Hiks hiks….

      Like

  3. sinyonyanyablak says:

    Aku baru tau klo ky HRD gitu nyari tau kepribadian si pelamar sampai ke medsos. Biasanya kan based on education&pengalaman di cv aja. Klo mpe masuk ke ranah medsos kyny udah pribadi deh. Emang sih kdg medsos bs mencerminkan kepribadian, tp apa yg diperlihatkan org di medsos jg ga selalu bener. Ada yg posting pura2 bahagia pdhl sbnrny lg sedih&kesepian, ada yg posting galau atau alay pdhl aslinya cuma iseng doang biar dpt banyak like. Jd aku sih agak kurang setuju men-judge org dr medsos, mending dites aja sekalian biar lebih jelas kemampuan dia sampai mana.

    Liked by 1 person

    • imeldasutarno says:

      Zaman sekarang sudah semakin banyak perusahaan melakukan itu kok mbak. Coba baca beberapa artikel di internet, di CareerBuilder[dot]com misalnya (mau naruh link hidup tapi takut kenapa-kenapa hihi). Di beberapa negara selain Indonesia, metode ini juga sudah dipraktikkan banyak HRD. Dan kita merasa kebantu dengan background check ke medsos kandidat.
      Hehe…pro kontra ya mbak, ada yang setuju namun ada pula yang keberatan 🙂

      Like

Leave a comment