Kriminalitas di Depan Mata

Hari Sabtu biasanya kami isi dengan kegiatan bersepeda pagi. Karena rumah kami dekat dengan daerah BKT (Banjir Kanal Timur), maka tempat tersebut selalu menjadi tujuan utama kami. Bukan hanya kami yang suka ke sana. Banyak warga yang juga setiap hari berolahraga di sini. Area terbuka seperti BKT memang memungkinkan warga berkegiatan outdoor tanpa dipungut biaya.

Kanal di Timur Jakarta ini memanglah panjang. Jadi banyak sekali spot yang bisa dipilih untuk berolahraga di track bersepedanya. Pernah saya ceritakan di postingan ini.
Entah apa gerangan yang terjadi, kemarin kami mampir beristirahat di salah satu spot. Memang spot tersebut cukup sepi. Mungkin karena sudah menjelang siang, sehingga sudah gak ada lagi warga seliweran berolahraga. Sambil duduk beristirahat dengan anak-anak, saya dan pak suami melihat ada 4 orang yang juga lagi asyik kumpul-kumpul. Jaraknya gak sampai 100 meter dari kami. Keempat orang ini lelaki dewasa dan satu perempuan, nampak lusuh dan abai terhadap lingkungan sekitar. Mereka asyik dan fokus pada satu hal, sembari sesekali bercanda satu sama lain. Mereka membawa tas selempang kecil. Sesekali mengeluarkan sesuatu dari tas tersebut.

Perlahan saya amati apa yang mereka lakukan…….sampai saya tiba pada satu kesimpulan yang cukup membuat jantung ini tiba-tiba berdebar keras dan ketakutan.
Keempatnya dengan cueknya sedang menakar bubuk putih, kemudian dimasukkan dalam kantong plastik zip lock kecil, seperti zip lock obat. Ya Allah……kalian tau kan itu apa? Kalau menakar tepung terigu sudah pasti tidak mungkin.

Sesekali saya curi pandang ke mereka, dan mereka benar-benar cuek, tidak sedikitpun merasa terganggu dengan curi pandang saya. Dan beberapa menit berikutnya, pak suami melihat benda yang digunakan untuk menakar bubuk putih itu. Mereka menakar dengan menggunakan jarum suntik. Pak suami dengan tenang namun hatinya lumayan was was, segera menyuruh kami semua angkat kaki dari situ. “Ayo kita pulang” ajak pak suami sambil menyuruh kami buru-buru mengayuh sepeda masing-masing.

Alhamdulilah sampai kami berlalu dari situ, 4 orang tersebut tetap cuek.
Pengalaman ini sejujurnya cukup membuat ngeri. Karena baru pertama kali lihat sendiri di depan mata, bukan hanya di tv atau media seperti yang selama ini sering kami lihat.

Allah masih melindungi kami semua. Alhamdulilah. Mungkin harusnya kami lapor ke polisi, namun tidak kami lakukan demi keselamatan diri sendiri.
Semoga cukup sekali ini punya pengalaman menyeramkan seperti ini. Kalian pernah melihat kriminalitas di depan mata seperti saya begini?
signature

19 thoughts on “Kriminalitas di Depan Mata

  1. Susleni says:

    Haduuuhhh mbaakk…
    Maunya pas udah pergi lapor polisi.
    Agak ngeri aku baca ini….

    Eh,
    Tapi, mungkin agak enggan juga yaaa lapor-lapor yg kayak gitu, nanti malah jadi repot dan agak bahaya kalau kita yg lapor.

    Liked by 1 person

  2. Phebie says:

    Sebetulnya mereka jauh lbh takut dr kita kok cuma memang hrs bergaya cuek. Supaya org keder. Kalau spt itu ada di lingkungan tinggal kita memang baiknya dilaporkan sih..

    Liked by 1 person

Leave a reply to deadyrizky Cancel reply