Tekanan Ketika Bersekolah di Swasta

Mempunyai anak usia sekolah yang bersekolah di SD swasta, ternyata menimbulkan aneka rupa perasaan yang bagaikan roller coaster. SD swasta memang rata-rata identik dengan orang berduit ya? Ya logikanya aja, karena swasta, harus membiayai diri sendiri, gak ada kata gratis di situ kayak SD Negeri. Semua-semua kudu duit. Jadi wajar kalau banyak orang berada di dalam sebuah sekolah swasta.

Beberapa hal yang cukup membuat ups and down selama anak-anak bersekolah di SD tersebut, di antaranya:

1. Liburan dengan mudahnya ke luar kota dan luar negeri
Banyak teman-teman anak saya yang dengan mudahnya dikit-dikit ngilang. Ke Turki, Bangkok, Malaysia, Cina, bahkan Australia. Lalu kami semua mengetahuinya dari sosmed ibu sang anak yang berlibur tadi. Belum lagi yang cuma hang out sejenak sama keluarga tapi ke mall-mall bergengsi plus beli ini itu yang lagi-lagi kami ketahui via sosmed atau status WA.
Anak-anak saya yang masih polos, belum ngerti kalo ke LN itu butuh dana yang alaihim banyaknya, nuntut ke saya dan pak suami. Intinya mereka juga kepengen kayak teman-temannya. Kadang kami berdua kewalahan menghadapi tuntutan ini. Menjelaskan soal dana yang tidak sedikit, pembuatan paspor dll sudah tentu enggak masuk ke otak mereka. Kadang pada akhirnya kami cuma hadapi dengan senyuman euy, abis bingung mau jawab apaan.
Emmm…bisa sih ke LN tapi kudu jual rumah kali ya hihihih…..

2. Jatah liburannya nge-cut hari efektif sekolah
Pernah ada teman anak saya yang diajak umroh di saat musim ulangan. Dan rata-rata jika liburannya ke LN ya gak bisa satu dua hari. Jadilah anak-anak tersebut off sekolah dulu satu mingguan bahkan lebih. Saya terkenang saat sekolah dulu. Duh gak masuk sehari aja, rasanya ngutang banyak banget…ketinggalan pelajaran maksudnya. Apalagi sampai seminggu atau lebih. Males banget kudu ikut ulangan dan bikin pe-er susulan dll dsb.
Dan dulu itu, guru rada-rada strict untuk menoleransi absen siswa. Kalau memang alasannya karena sakit ya masih ditoleransi, tapi kalo alasan gak masuk karena liburan berhari-hari….kayaknya bakal dijudesin gitu deh.
Semua paham, bahwa faktor yang menyebabkan harus off sekolah begitu ya karena menyesuaikan timing. Umroh ya karena pas jadwal dari biro travelnya memang di tanggal segitu, pas si anak ulangan. Pun ketika liburan ke Australia, mungkin sekalian pas ortunya ada dinas seminggu ke sana, sehingga ya gak bisa nawar-nawar dan akhirnya ngikut liburan juga. Banyak faktorlah.

3. Longgar terhadap disiplin
Saya bingung nyeritain bagian ini gimana. Jadi maksudnya begini: kalau di swasta, kita yang bayar untuk semua operasional sekolah, gaji guru dll. Jadi terlihat bahwa pihak ortu yang lebih di atas ketimbang sekolah. Beda sama di negeri ya. Nah akibatnya, jika ada yang izin absen sampai berhari-hari dan kebutuhannya untuk liburan, ya masih dianggap sah dan dimaklumi. Etapi ada juga beberapa sekolah swasta yang strict dan hal-hal seperti ini gak berlaku. Dihukum, dinilai indisipliner, atau sekadar diberi peringatan ya tetap berjalan, ga peduli ortu itu anak jadi donatur utama di sekolahan misalnya.

4. Belum lagi event ulang tahun anak yang wah
Ini juga suka membuat anak-anak saya menuntut ortunya melakukan hal yang sama. Anak ulang tahun, dirayakan di sekolah, dengan segenap goodie bag, suvenir, kue ultah dll dll dll nya. Kalaupun tidak dirayakan di sekolah, ya minimal dirayakan di tempat-tempat seperti KFC, Hokben, atau aneka cafe lainnya lengkap dengan tema tertentu. Misalnya tema Little Pony, Princess, Super Hero dll.
Bukan tabu. Lha wong ingin membahagiakan anak dan setahun sekali masa gak boleh? Itu mah hak tiap ortu atuh. Nah masalahnya sebetulnya ada di saya dan pak suami….yang sejujurnya memang belum bisa mewujudkan keinginan anak-anak dirayain sama kayak teman-temannya gitu. Buat begitu-begitu butuh dana besar. Sementara…ah sudahlah…….sedih kalo dipanjangin lagi ni cerita hahahahaha…….

Udah tau masukin anak ke sekolah swasta bakalan banyak tekanan kayak gini, lha kenapa masih ngotot mbaknya waktu daftarin anak-anak sekolah?

Jawabannya sederhana: karena sekolah tersebutlah yang dekat dari rumah, lokasinya aman (tidak dekat jalan raya). Jadilah dibela-belain sekolah di situ…dengan mencicil sudah cencuuu.
Mungkin nanti kalau sudah SMP/SMA baru berani menyekolahkan anak jauh-jauh.

Baca juga 6 KRITERIA MEMILIH TK UNTUK ANAK

Huhuhuhu….mohon maaf ini postingan curhatan wae isinya. Semoga gak dibully orang-orang 😦
Pamit dulu ya, mau siap-siap pulang kantor.
signature

8 thoughts on “Tekanan Ketika Bersekolah di Swasta

  1. shiq4 says:

    Ya..itu tugas kita untuk memberi pengertian pada anak” untung dan ruginya waktu,perlahan juga mengerti, jangan ragu maju terus,rejeki ada yg atur apalagi untuk mencari ilmu,huh..pasti lancar.

    Liked by 1 person

    • imeldasutarno says:

      Ya Allah mbak Nia semoga selalu diberikan kesabaran dan disegerakan ya…amiiin.
      Iya betul mbak, rumput tetangga lebih hijau yang belum dipahami sama otaknya anak-anakku karena faktor usia dini mereka. Mudah2an rezeki selalu ada untuk mereka, amiiin…makasih ya mbak

      Like

  2. tia putriI says:

    Aduuh aq kok pusiang duluan bacanya mbakk…
    Aq dari dulu sekolah yang modelnya disiplin meski bukan semi militer. terus kalau ulangan susulan bukan karena sakit nilainya sebagus2nya ya cuma C, nah kalau sampai ortu ada diatas sekolah posisinya, kok aq kuatir akan terjadi intimidasi atau bullying ya mba.. semoga ini hanya kekuatiranku semata. huhu…

    Liked by 1 person

Leave a comment