Karena gabut, saya iseng scroll IG, dan seperti biasa nyari-nyari meme dan jokes receh yang bisa bikin ketawa dan menyenangkan hati. Tiba-tiba sebuah screenshot dari Twitter ada di antara feeds. Dan tiba-tiba pula screenshot ini menjadi ide untuk membuat postingan ini. Apa sih screenshotnya?

Saya gak kenal Dwiki Mic, tapi cuitan mas ini membuatku jadi mikir……iya ya, bakat gue apaan yak? Haha…..
Mengacu pada kamus besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud bakat adalah “dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir”. Dalam kesehariannya, orang yang memiliki suatu bakat cenderung akan melakukan suatu hal lebih cepat dibanding orang yang tidak memiliki bakat tersebut. Misalnya: si A memiliki bakat melukis, saat diminta membuat lukisan A dapat menyelesaikan lukisan dengan cepat dan bagus dibanding si B.
Bakat ini bisa makin berkembang jika lingkungan sekitar mendukung. Ortu yang sudah mengetahui si anak memiliki bakat menyanyi, memasukkan anaknya di kursus musik, memperbaiki asupan gizi dan selalu hadir tiap sang anak melakukan performance bersama kursus musiknya. Itulah contoh dukungan.
Saya masih ingat, waktu SMP dulu, sekolah ikutan ndaftarin siswanya ke sebuah program beasiswa dari Pemerintah. Saya gak ingat apa nama programnya. Pihak sekolah mendaftarkan saya. Tapi ternyata bukan hanya based on nilai raport saja dong. Pak Kepala Sekolah memanggil saya ke ruang kantornya, dan ketika kami duduk berhadapan beliau bertanya ke saya: kami ingin mendaftarkan kamu di beasiswa ini. Kira-kira kamu ada keahlian apa?
Beliau menyebutnya keahlian. Maksudnya: elo punya kebisaaan atau bakat apaan? Nari, nyanyi, lukis, silat? Pokoknya prestasi di luar akademik.
Dan dengan polosnya saya menggeleng dong. Ya karena saya emang ngerasa gak punya prestasi apapun di luar akademik. Pak Kepala Sekolah menghela nafas, mengucap terima kasih dan meminta saya ke luar ruangannya. Sudah bisa ditebak endingnya…….back up student-lah yang akhirnya maju untuk program ini. Alias murid lapis kedua yang maju, karena dia (teman saya juga pastinya) bisa menampilkan keahliannya menari daerah.
Setelah peristiwa itu saya mikir sendiri sih akhirnya…gue bisa apa ya? Keahlian apa yang gue punya?
Waktu berlalu, hari-hari bergulir dan saya tetap menjalani kehidupan…..tanpa jawaban, alias ya emang saya gini-gini aja. Belum nemu juga bakat terpendam apaan. Nari nyanyi baca puisi bela diri ga demen, nggambar paling mentok pemandangan standar (dua gunung, matahari di tengah, sawah-sawah seadanya), pokoknya hidupku berjalan sungguh flat.
Ditambah ortu saya juga tipikal konservatif, bukan macam ortu kekinian yang anaknya didorong dan support untuk melakukan ini itu sesuai passion si anak.
Dan gak tersadarkan bahwa sebetulnya saya ini hobi menulis. Pas SMP pernah cerpen saya dimuat di majalah Kawanku. Sekali seumur hidup banget tuh. Lalu saya suka nulis puisi dan masuk di mading sekolah. Bahkan saking rajinnya, saya bikin buku harian untuk kelas!
Sampai akhirnya sekarang ini. Akhirnya memberanikan diri punya blog. Hanya sekadar blog cerita sehari-hari. Sesekali menulis artikel untuk situs lain (jadi kontributor lebih tepatnya). Kembali berpikir…apakah ini bakatku? Tapi kok saya belum pede menyebut ini bakat ya? Sebab belum pernah sampai menerbitkan buku juga. Alias masih berkutat di level amatiran. Dan rasa-rasanya menulis ini lebih kepada passion, bukan bakat.
Ah kok akhirnya saya jadi bingung sendiri udah nulis panjang lebar begini? Wahahahaha…….
Bagaimana dengan kalian? Apakah kalian sudah menemukan bakat yang terpendam selama ini?

Samaan kita mbak. Dulu saat sekolah kalau ditanya bakat, aku juga bingung jawab apa. Kemampuan musik tidak ada, kemampuan menggambar dan menulis nanggung. Sampai sekarang aku masih bingung bakatku apa atau jangan jangan gak ada 😅.
LikeLike
Heemmm….
Aku juga gak jelas niih bakatnya apa.
Pokoknya kalo lagi tertarik sama sesuatu pasti dipelajari, pas udah paham dan mulai bosan langsung cari yang baru. Gituuu terus, jadi gak ada yg benar-benar dikuasai dengan mahir.
LikeLike
Saya juga seorang penggambar guning dua biji dengan matahari di tengah dan sawah seadanya, plus jalan yang menyempit menuju pertengahan kedua gunung…
Entah berapa kali dulu saya nggambar model gitu…
LikeLiked by 1 person
Hahahahaha…sama mas. Kalo aku ya bisanya hanya itu doang wkwkwk….
LikeLike
Bakat itu biasanya minat yang diasah terus…satu persen doank kata Einsten hahaha
Jadi yang nulis blog jelas bakatnya pasti di nulis dong hehehe….#kedip-kedip.
LikeLiked by 1 person