Yang Kutemui Selama Pandemi

Sepanjang pandemi Corona ini, banyak hikmah dan hal-hal baru yang bisa kita lihat. Kalau bicara hikmah, yang mainstream itu misalnya: dengan pandemi kebersamaan keluarga lebih terasa, karena hampir 24 jam bersama terus dalam WFH dan SFH 🙂
Hikmah mainstream lainnya misalnya: lebih menjaga kebersihan, dan jadi rajin olahraga.

Talking-talking soal hikmah mainstream memang banyak. Nah kali ini saya pengen ngomong ngalor ngidul aja tentang apa saja yang saya temui di masa pandemi ini. Cekidot ya:

1. Tidak ada berita perbaikan jalan Pantura. 
Buat yang terbiasa mudik, udah taulah ini arahnya ke mana. Iya, setiap tahun ketika mendekati hari H lebaran, media massa udah pasti memberitakan bagaimana jalanan di area Pantura yang menjadi perlintasan para pemudik dari Jakarta ke arah Jawa dan sebaliknya, diperbaiki. Perbaikan rutin tiap tahun tersebut, tiba-tiba menghilang di tahun ini. Karena mudik memang dilarang.  Dan semua media massa berfokus pada berita perkembangan Corona baik di Indonesia maupun belahan dunia lainnya.

2. Tiba-tiba banyak tukang sayur baru di pinggir jalan.
Seiring anjloknya perekonomian akibat Corona, masyarakat harus putar otak biar tetap bisa hidup. Ada yang di PHK, dirumahkan, dipotong gajinya, dan lain-lain. Perut tetap harus diisi. Alhasil saya melihat, setidaknya di area tempat saya tinggal, bermunculan banyak tukang sayur dadakan. Bahkan dalam radius 100 meter bisa ada dua tukang sayur yang berbeda. Kalian tau kenapa? Ya, karena berjualan sayur, sembako, atau dengan kata lain kebutuhan pokok, adalah yang saat ini paling laris dicari orang. Hari gini orang mah cuma butuh makan buat bertahan hidup. Gak terlalu butuh baju baru, nyalon, ngopi-ngopi cantik. Bisa makan 3x sehari aja udah alhamdulilah.
Maka, asumsi saya, para tukang sayur dadakan ini bisa jadi mereka yang banting stir dari pekerjaan semula, atau mereka yang dirumahkan, dll. Hikmahnya ya buat para ibu-ibu termasuk saya: jadi punya banyak pilihan tempat beli sayur. Alhamdulilah saya lihat para pedagang sayur dadakan ini hampir setiap hari dipenuhi pembeli.

3. Cukur rambut sendiri. 
Ariel Noah aja nyukur rambut sendiri. Hehehe……barber shop rasa-rasanya sih pada buka ya, cuma orang-orang berpikir 2x mau datang dan nyukur di situ. Karena di barber shop, potensi penularan sangat tinggi terjadi. Orang datang dan pergi, alat cukur yang sama dipakai bergantian, bangku tunggu yang diduduki aneka manusia yang kita gak tau dia OTG (Orang Tanpa Gejala)  atau engga, dll. Alhasil banyak cowok-cowok yang pada mencukur rambut yang udah pada gondrong di rumah masing-masing. Termasuk suami dan anak lanang saya. Untungnya dari anak lanang masih batita kita udah beli alat cukur rambut sendiri. Pas pandemi begini ndilalah berguna banget.
Anak bungsu (cewek) pun saya potong sendiri rambutnya di rumah. Potong lurus-lurus aja model Dora gitu, yang penting pendek dan doi ga ribet ngurusnya haha….

4. Liga-liga yang tak terkenal.
Jadi begini…di setiap stasiun TV yang ada di Indonesia, sudah lumrah ada program berita olahraganya. Nah selama ini yang menjadi materi berita selalu event olahraga paling populer sejagad raya. Misalnya pertandingan basket NBA, pertandingan sepak bola Liga Inggris, Liga Italia, dll. Nah berhubung pandemi di seluruh dunia, dan hampir semua event olahraga stop diadakan, maka stasiun TV pun putar otak untuk tetap menyiarkan program berita olahraga. Tiba-tiba muncullah berita yang sangat gak populer (IMHO). Misalnya: liputan tentang Liga sepak bola di Tajikistan, liga sepak bola di Belarusia. Disebutkanlah nama-nama klub peserta liga yang engga familiar. Di kedua negara tersebut event olahraga masih jalan, bisa jadi karena kasus Corona sedikit sekali bahkan ga ada. Etapi saya nonton program berita ini sekitar pertengahan April kemarin ya. Gak tau deh kalau sekarang apakah masih terus bergulir liga-liga tersebut.

Setidaknya 4 hal ini yang saya temui. Kalau ada lagi nanti diupdate ya 🙂
Bagaimana dengan pengalamanmu?

signature

 

8 thoughts on “Yang Kutemui Selama Pandemi

  1. ndu.t.yke says:

    Mbak Imelda, akupun nyukur sendiri rambut suamiku. Pake cukur jenggot, yg elektrik, hehehe. Klo untuk anak-anak, masih aku biarin gondrong. Aku? udah potong rambut sendiri pas bulan Desember kemaren.

    Liked by 1 person

  2. claraberkelana says:

    Kl aku pandemik ini ngeliat jadi banyak org yg jago masak. Hahaha temen2 yang biasanya foto kegiatan ngopi di kafe cantik, skrg pada upload foto hasil masakannya. Ternyata kl keadaan kepepet, semua org bisa masak.

    Oh ya, keliatannya sekarang banyak yg punya hobi ngerawat taneman ya.

    Liked by 1 person

  3. jessmite says:

    Masalah rambut, sejak nikah saya selalu potong rambut dipotongin suami hihihi… Kalau suami dan anak-anak saya – kebetulan anak saya laki-laki semua – sementara dibiarin gondrong dulu karena saya ga punya bregas. Suami, sih nyaranin beli. Di desa saya juga banyak warga yang dadakan jadi pedagang sayur keliling atau toko sembakonya juga diisi dengan sayur-mayur.

    Liked by 1 person

    • imeldasutarno says:

      Rambutku juga udah panjang gak karuan, Ntan. Gak berani blas ke salon…biarin aja awut2an dulu deh yg penting rambut suami_anak2 udah aman, emaknya ngalah dan sabar2 dulu hahaha…..

      Like

Leave a comment