Rezeki Bukan Hanya Uang

Beberapa waktu lalu saya cerita di sini soal ngantor di kantor rumah. Dan hari ini kita semua terkejut dengan peristiwa terkutuk bom Sarinah. Campur aduk rasanya di hati ini. Mengutuk sudah pasti.

Ketika tau ada peristiwa itu, saya gak mau buka socmed, karena udah tau pasti isinya sama semua. Pun tidak ikut-ikutan menyebarkan broadcast message. Entahlah, dari dulu saya kalo sama yang namanya broadcast message agak punya stereotype tersendiri ya. Karena buat saya, jangan main click and send. Belum tentu info yang kita sebar itu benar 100 persen. Daaaan…..selama ini memang yang paling sering dialami: broadcast message itu adalah HOAX. Termasuk peristiwa bom Sarinah ini. Ada yang bc bahwa ada teroris yang keliaran naik mobil dan motor trail nembakin warga membabi buta. Faktanya: nol. FYI: saya termasuk salah satu orang yang tidak suka membaca bc, apalagi yang sangat panjang. Terkadang kalau tau dapat bc, baca hanya 3 kata, selebihnya langsung saya delete.

Sebagai warga Jakarta yang setiap hari pergi pulang kantoran, tetap terselip rasa cemas dengan peristiwa ini. Saya pun mencoba merasakan bagaimana kalau saya yang jadi karyawan yang kantornya di gedung-gedung tinggi sekitar Sarinah itu? Mungkin rasanya jantung saya seolah sudah turun ke perut, saking takutnya. Terbayang bagaimana dalam suasana ketakutan harus mengevakuasi diri, turun berbondong-bondong dari gedung menggunakan lift dan sesegera mungkin menjauh dari lokasi-lokasi yang mungkin masih belum bisa dikatakan aman. Duh ya Allah……membayangkannya saja saya mual sendiri. Semoga semua bisa terungkap dengan cepat oleh polisi.

Dan sekali lagi, mengucap syukur alhamdulilah bahwa rezeki saya bisa bekerja di rumah kantor begini, jauh dari pusat keramaian dan objek-objek vital.  Memang musibah bisa terjadi di mana saja, kapan saja. Semoga semua ini ada hikmahnya. Amiiin…..

Hari semakin sore. Saya pun menguatkan diri membuka socmed dan menyapa beberapa teman. Just to make sure that they’re OK……… Alhamdulilah

Leave a comment